Sunday, 27 March 2016

psikologi pendidikan

MULTIPLE INTELLIGENCE MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Psikologi Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. H. Abdul Wahib, M.Ag Disusun : 1. Fatchur Rohman (1503036082) 2. Mirfati Albi (1503036083) 3. M. Nada Muafaq (1503036084) 4. Nia Zulfiya (1503036085) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SEMARANG 2015 I. PENDAHULUAN Istilah multiple intelegensi atau multiple intelligences sering juga disebut kecerdasan majemuk, atau kecerdasan ganda. Mengapa topik ini perlu dibahas dalam mata kuliah Belajar Pembelajaran? Karena setiap kali individu yang belajar pasti melibatkan pemikirannya, dan di dalam pikiran tersebut terdapat intelegensi atau kecerdasan. Sejak dahulu sampai sekarang masih banyak pertanyaan muncul berkaitan dengan intelegensi atau kecerdasan ini, misalnya mengapa anak saya bodoh? Mengapa saya tidak sepandai dia? Apakah orang itu bodoh karena IQ-nya rendah? dan seterusnya. Sekarang pertanyaan-pertanyaan tersebut mulai bergeser menjadi: apakah kecerdasan anak saya bisa ditingkatkan? siapa yang dapat meningkatkan kecerdasan? bagaimana meningkatan kecerdasan? dan seterusnya. Disamping itu, masih banyak pertanyaan lain yang sering diajukan orang berkenaan dengan kecerdasan ini. Selain itu, muncul juga keluhan dari para guru bahwa mereka telah menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnya tetapi masih saja ada anak didik yang tidak dapat memahami pelajaran dengan baik. Banyaknya keluhan baik dari diri anak didik, orang tua, maupun pendidik tentang bagaimana cara agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik mendorong dilakukannya penelitian untuk melihat faktor-faktor yang membuat anak didik dapat menerima pelajaran dengan baik. Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya satu intelegensi tetapi lebih, yang disebut multiple intelligences atau kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda. II. RUMUSAN MASALAH A. Apa yang dimaksud dengan Multiple Intelligence? B. Apa saja macam-macam Multiple Intelligence? C. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi Inteligensi? D. Apa hubungan Inteligensi dengan Kehidupan Seseorang ? III. PEMBAHASAN A. Definisi Multiple Intelligence Dalam kamus bahasa inggris, “ Multiple” diartikan sebagai “ganda atau perkalian”. Sedangkan Intigensi berasal dari kata latin “ intelligere” yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind together) (Walgito, 1997). Dalam bahasa Arab, inteligensi disebut dengan ad-dzaka yang berarti pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan sesuatu. Dalam arti, kemampuan(al-qudrah) dalam memehami sesuatu secara cepat dan sempurna( Murad, dalam mujib dan Mudzakir, 2002). Inteligensi sering diartikan dengan kecerdasan. Istilah”cerdas” sendiri sudah lazim dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bila seseorang tau banyak hal, mampu belajar cepat, serta sering dapat memilih tindakan yang efektif dalam situasi yang rumit, maka bisa di simpulkan dia orang yang cerdas. Meski fenomena yang dipelajari sama, namun para psikolog yang mempelajari tentang inteligensi memberikan pengertian yang beda-beda. Inteligensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. William Stren mengemukakan batasan sebagai berikut: Inteligensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stren berpendapat bahwa intelegensi sebagaian besar tergantung dengan dasar dan turunan. Pendidikan atau lingkunngan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang. Juga Prof. Waterink seorang Mahaguru di Amsterdam, menyatakan bahwa menurut penyeledikannya belum dapat dibuktikan bahwa intelegensi dapat diperbaiki atau dilatih. Belajar berpikir hanya diartikannya, bahwa banyaknya pengetahuan bertambah akan tetapi tidak berarti bahwa kekuatan berpikir bertambah baik . Inteligensi bersifat tidak permanen dan karakteristiknya dapat berubah, dapat dimodifikasi dan dikembangkan melalui pengalaman dan belajar (ormrod, 2011). Inteligensi ditandai oleh kemampuan beradaptasi dalam konteks lingkungan yang beragam dan bervariasi. Selain itu, kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah ada ke dalam upaya memecahkan masalah, tugas-tugas baru yang menantang, menciptakan dan mengembangkan karya kreatif , dan membangun pengetahuan yang baru. Inteligensi juga ditandai oleh kemampuan untuk mengaktualisasikan kehidupan yang bermakna dan beradab. B. Macam-macam Multiple Intelligence oleh Gardner Multiple Intelligence ini merupakan teori yang dikembangkan dan dirumuskan oleh Howard Gardner. Gardner (1983, 1998, 1999;Gardner dan Hatch, 1990) mengemukakan bahwa setidak-tidaknya terdapat delapan kemampuan yang berbeda yang disebut kemampuan(kecerdasan) majemuk(multiple intelligence). Kedudukannya relatif bebas, tidak tergantung antara kemampuan yang satu dengan kemampuan yang lainnya. Individu yang memiliki kemampuan bahasa yang baik belum tentu memiliki kemampuan interpersonal yang baik pula. Ada salah satu kemampuan atau kecerdasan yang menonjol yang dimiliki oleh individu dan setiap individu berbeda kecerdasannya. Kedelapan macam Multiple Intelligence itu adalah: 1. Linguistic Intelligence (Kecerdasan bahasa/linguistik) yaitu kemampuan individu dalam menggunakan bahasa secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Contoh perilaku: mampu berargumentasi dengan baik, mampu menulis puisi, mampu memakai kata dan kalimat dengan baik dan benar. (jurnalistik, pengacara, pencipta iklan, penyair) 2. Logical-Mathematical Intelligence (Kecerdasan logis matematis) yaitu kemampuan berpikir dan bernalar secara logis, memecahkan masalah matematika dan ilmu pengetahuan. Contoh perilaku: mampu memecahkan masalah matematika dengan cepat, mampu membuktikan rumus matematika, dan mampu membuat rumusan masalah, dan menguji hipotesis berdasarkan fenomena yang diamati. (ahli matematika, pemrogram komputer, analis keuangan, akuntan, ilmuan dan menciptakan hipotesis) 3. Spatial-Intelligence (kecerdasan spasial) yaitu kemampuan membuat analis secara mendetail tentang apa yang diamati, serta membuat imajinasi dan kreasi objek visual dalam pikirannya. Contoh perilaku: mampu memahami perbedaan objek secara visual dengan baik, menggambar visual sesuai dengan objek, membangun imajinasi berdasarkan objek. (arsitek, fotografer) 4. Musical Intelligence (kecerdasan musikal) yaitu kemampuan menciptakan, memahami, dan menghargai musik. Contoh perilaku: memainkan alat musik, mengubah lagu dan musik (komposer), mengidentifikasi struktur musik dll.(konduktor, teknisi audio dll) 5. Bodily-Kinesthetic Intelligence (kecerdasan kinestetik-jasmani) yaitu keahlian dalam menggunkan seluruh atau sebagian organ tubuh untuk ekspresikan ide dan perasaan. Memiliki keterampilan mengolah tubuh. Contoh perilaku: menari, bermain sepak bola, basket, dan kegiatan olahraga lainnya, penampilan drama dll. (koreografer, penari, atlet, pengrajin dan montir) 6. Interpersonal Intelligence (kecerdasan interpersonal) yaitu kemampuan untuk menjalin hubungan baik dan harmonis dengan orang lain. Contoh perilaku: Mampu memahami suasana hati orang lain, mampu memahami keinginan, kemauan, dan harapan orang lain, serta mampu dan terampil menggunakan pengetahuan untuk memahami pikiran dan juga perasaan orang lain. 7. Intrapersonal Intelligence yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kesadaran tentang motivasi, perasaan atau keinginan yang tumbuh pada diri sendiri. Contoh perilaku: mampu membedakan emosi ketika sedih, menyesal atau gembira, mampu memahami motif-motif yang mendorong perilaku, mampu menggunakan pengetahuan dan memahami diri secara sadar, yang berguna untuk menjalin hubungan dengan orang lain.(konselor, ahli teologi dan wirausahawan) 8. Naturalist Intelligence yaitu kemampuan memahami nilai alam secara baik, menghargai kehidupan flora dan fauna. Contoh perilaku: mampu mengidentifikasi jenis-jenis spesies hewan dan tumbuhan, mampu mengidentifikasi dan menghargai bentuk alam (seperti lembah, gunung, ngarai atau sungai dengan baik), mampu melakukan pelatihan bagi binatang dan bersahabat dengan binatang, mengaplikasikan pengetahuan yang berkaitan dengan landscape dan tanaman. C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inteligensi Seseorang Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inteligensi, sehingga terdapat perbedaan inteligensi seseorang dengan yang lain adalah: a. Pembawaan: Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. “Batas kesanggupan kita”, yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama-tama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan pelajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu pasti tetap ada. b. Kematangan: Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. c. Pembentukan: Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. d. Minat dan pembawaan yang khas: Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motives). Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan di dunia luar itu, lama kelamaan timbullah minat terhadap sesuatu. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan baik. e. Kebebasan: Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Semua faktor tersebut di atas bersangkut paut satu sama lain. Untuk menentukan inteligen atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut. Inteligensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan inteligensi seseorang . D. Hubungan Inteligensi dengan Kehidupan Seseorang Inteligensi atau kecerdasan seseorang memainkan peranan yang penting dalam kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat kompleks. Inteligensi bukan satu-satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor yang lain. Faktor kesehatan dan ada tidaknya kesempatan, tidak dapat kita abaikan. Orang yang sakit-sakitan saja meskipun inteligensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika tidak ada kesempatan mengembangkan dirinya dapat gagal pula. Juga watak dapat (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan. Ini disebabkan karena kekurang-kemampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat, atau kurang memiliki cita-cita yang tinggi, sehingga kurang adanya usaha untuk mencapainya. Sebaliknya, ada pula seorang yang sebenarnya memiliki intelijensi yang sedang saja, dapat lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih layak berkat ketekunan dan keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang mengganggu atau yang merintanginya. Akan tetapi inteligensi yang rendah dapat menghambat pula usaha seseorang untuk maju dan berkembang, meskipun orang itu ulet dan bertekun dalam usahanya. IV. Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa kecerdasan majemuk adalah suatu kemampuan ganda untuk memecahkan suatu masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Adapun manfaat dari kecerdasan majemuk dalam proses pembelajaran yaitu sebagai masukan berupa teori, metode dan praktek tentang pembelajaran itu sendiri. V. PENUTUP Alhamdulillah tugas makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dari makalah ini baik dari segi isi maupun tulisan. atas kurang dan lebihnya kami mengucapkan terimakasih. DAFTAR PUSTAKA Jhon M. Echols, Hasan Shadili, Kamus Inggris-Indonesia,(Jkarta: Gramedia, 2005). Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014). I Nyoman Surna, Olga D. Pandairot, Psikologi Pendidikan 1, (Penerbit Erlangga: PT. Gelora Aksara Pratama, 2014).

No comments:

Post a Comment