Sunday 22 January 2017

struktural sementara HMJ MPI 2017

SEMENTARA
http://walisongo.ac.id/images/Logo%203D%20UIN%20Walisongo.pngHIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2017
 



Pelindung                   : Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
                                    : Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
                                    : Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
                                    : Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Pembina                     : Ketua jurusan Manajemen Pendidikan Islam
                                    : Sekertaris Jurusan Manajemen PendidikN Islam
Pengurus Harian
Ketua Umum             : Muhammad Harun Alrosyid             ( 1503036086 )
Wakil ketua               : Sirojul Fuad                                      ( 1503036072 )
Sekertaris                   :
1.      ulfatur Rohmah                             ( 1503036116 )
2.      Siti Fatimatul Fajriyah                  ( 1503036042 )
Bendahara                 :
1.      Arlida Halimatus Sa’diyah           ( 1503036114 )
2.      Desi Pradita Antari                       ( 1503036052 )
 Dep. pendidikan       :
1.      Eri Hidyati                                    ( 1503036096 )
2.      Syahrul Munir                               ( 1503036028 )
3.      Fitria nuraini                                  ( 15030360
4.      Yusi Amirul Fatah                        ( 1503036020 )
5.      Anis Khumaidah                           ( 1503036007 )
6.      Titik Ambarwati                            ( 1503036116 )
7.      Amanatul ardiana M                     ( 1503036108 )
8.      Muhammad Asroful Anam           ( 1603036062 )
9.      Eka sri mulyani                             ( 1603036026 )
10.  Rif’atul Muhimmah                      ( 1603036051 )
                                   
Dep. SDM                  :
1.      Mirfatih Albi                                 ( 15030360
2.      Sidiq Alwani                                 ( 1503036034 ).
3.      Marlia Nuraini                               ( 1503036012 )
4.      Anisatul alfiah
5.      Imron al Maliki                             ( 1503036103 )
6.      Nisa Izzakiyah                              ( 1503036056 )
7.      Sukma Nurul Jannah                     (
8.      Eva Maziyatul Istiqomah              ( 1603036090 )
9.      Iqbal Amar                                    ( 1603036088 )
10.  Tazkiyatun Nafsi Az Zahro          ( 1603036033 )                       
Kominfo                     :
1.      Ahmad Faiq
2.      Khoiron Hilmy                              ( 1503036094 )
3.      Abid Mufthi Fauzi                        (1503036050 )
4.      Ghoni an Naafi                             ( 1503036100 )
5.      Ivana Hapsari                                ( 1503036054 )
6.      Winda Rohmaniyah
7.      Shella
8.      Faza Aulia                                     ( 1603036044 )
9.      Sitri Rohmatun Naim                    ( 1603036097 )
10.  Achmad Afifudin                                     ( 1603036107 )


                                   


Tuesday 11 October 2016

konsep dasar mutu

KONSEP DASAR MUTU
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs.Wahyudi, M.Pd.




Disusun:

1.      Muhammad Nada Muafaq                  (1503036084)
2.      Nia Zulfiya                                          (1503036085)
3.      Muhammad Harun AlRosyid             (1503036086)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016




I.                   PENDAHULUAN
Industri barang dan jasa yang berkembang saat ini dihadapkan pada tuntutan konsumen menginginkan mutu keluaran, dengan demikian lembaga atau perusahaan dalam menghasilkan keluaranya harus mampu bersaing dan mampu menghasilkan sesuai keinginan konsumen. Untuk itu konsep merupakan hal penting agar nantinya ketika keluar dari lembaga tersebut terjamin kualitasnya, selain itu konsep mutu juga bisa menjadi patokan lembaga agar menjaga proses dan berusaha mencapai standar yang telah ditentukan. Kepuasan konsumen merupakan hal terpenting dalam pelayanan, untuk itu kepuasan itu harus dijaga dengan baik karena nantinya kepercayaan itu akan turun temurun melalui promosi dari perseorangan ke orang lain, dengan demikian menjaga mutu sangat penting dan terlebih dahulu konsep diperlukan untuk kesuksesan melayani konsumen.
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana Konsep Dasar Mutu dan Konsep Mutu Total (TQM) dalam Pendidikan?
B.     Apa saja macam-macam tingkatan Mutu?
C.     Apa saja macam-macam karakteristik Mutu?
D.    Bagaimana pentingnya Mutu dalam Pendidikan?
III.             PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Mutu dan Konsep Mutu Total (TQM) dalam Pendidikan
1.      Konsep Dasar Mutu
Secara umum mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible maupun yang intangible. Mutu terkadang dianggap sebagai sebuah konsep yang penuh teka-teki, dianggap hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Mutu memiliki pengertian yang beragam dan memiliki implikasi yang berbeda jika diterapkan pada sesuatu tergantung pada barang apa yang dihasilkan, dipakai, dan anggapan orang.[1]
Beberapa kebingungan terhadap pemaknaan mutu bisa muncul karena mutu dapat digunakan sebagai suatu konsep yang absolut dan relatif. Makna mutu dalam tataran konsep yang absolut muncul karena beragam pandangan yang menyebabkan kebingungan. Sebagai suatu konsep yang absolut, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar merupakan suatu idealisme yang tidak dapat dikompromikan.[2] Mutu yang absolut adalah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi, dengan sifat produk bergengsi tinggi, biasanya mahal, sangat mewah, dan jarang dimiliki orang. Mutu dengan konsep absolut berarti harus hight quality atau top quality.[3]
Mutu juga digunakan sebagai suatu konsep yang relatif.  Definisi relatif tersebut memandang mutu bukan sebagai suatu atribut produk atau jasa, tetapi sesuatu yang dianggap berasal dari produk atau jasa tersebut. Mutu dapat dikatakan ada apabila sebuah jasa memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu merupakan sebuah cara yang menentukan, apakah produk terakhir sesuai dengan standar atau belum.
Dalam konsep relatif ini, produk atau jasa yang memiliki mutu tidak harus mahal dan eksklusif. Produk atau jasa tersebut bisa saja cantik, tetapi tidak harus demikian, tidak harus spesial, tetapi harus asli, wajar dan familiar. Proyektor jinjing, pena bolpoin, dan layanan catering sekolah bisa dikatakan bermutu jika memang telah memenuhi standar sehingga mutu harus mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan dan diinginkan pelanggan. Dengan kata lain, harus sesuai dengan tujuannya. Dengan demikian, Mutu sebagai konsep yang relatif memiliki dua aspek. Pertama, menyesuaikan diri dengan spesifikasi. Kedua, memenuhi kebutuhan pelanggan.[4]
2.      Konsep Mutu Total (TQM) dalam Pendidikan
Strategi yang dikembangkan dalam penggunaan manajemen mutu terpadu dalam dunia pendidikan adalah institusi pendidikan yang memosisikan dirinya sebagai institusi jasa atau industri jasa, yaitu institusi yang memberikan pelayanan (service) sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan (customer). Maka, pada saat itulah dibutuhkan suatu sistem yang mampu memberdayakan institusi pendidikan agar lebih bermutu.
Dalam dunia pendidikan terdapat pelanggan internal dan eksternal. Dalam konsep TQM harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional mutu ditentukan oleh dua faktor, yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya (quality in fact atau mutu sesungguhnya) dan terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan pengguna jasa (quality in perception atau mutu persepsi).[5]
Jika sebuah hasil dikatakan bermutu maka mempunyai standar mutu, dengan ini Standar Mutu adalah satuan ukuran yang digunakan sebagai dasar pembanding kuantitas, kualitas, niali, hasil karya yang ada.[6] Terdapat beberapa standar mutu sesungguhnya, antara lain: (1) kesesuaian dengan spesifikasi, (2) kesesuaian dengan tujuan pembuatan dan penggunaan, (3) tanpa cacat (zero defect) dan (4) selalu baik sejak awal (right first time and every time).
Dalam konteks pendidikan, quality in fact merupakan profil lulusan institusi pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi tujuan yang berbentuk standar kemampuan dasar atau kualifikasi akademik minimal yang dikuasai oleh peserta didik. Sedangkan, pada quality in pesception, pendidikan adalah kepuasan dan bertambahnya minat pelanggan eksternal terhadap lulusan pendidikan.
Dalam pelaksanaan pendidikan, sekolah/madrasah yang menerapkan TQM harus memperhatikan lima hal pokok, yaitu:
1.      Perbaikan secara terus menerus (continous improvement)
2.      Menentukan standar mutu (quality assurance)
3.      Perubahan kultur (change of culture)
4.      Perubahan organisasi (upside-down organization)
5.      Mempertahankan hubungan dengan pelanggan (keeping close to the customer)
Menurut Deming, terdapat empat belas prinsip mutu yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas suatu organisasi juga dalam pendidikan, yaitu  ciptakan tujuan yang mantap demi perbaikan produk dan jasa, adopsi filosofi baru, hentikan ketergantungan pada inspeksi massal, akhiri kebiasaan melakukan hubungan bisnis hanya berdasarkan biaya, perbaiki sistem produksi dan jasa secara konstan dan terus menerus, lembagakan metode pelatihan yang modern di tempat kerja, lembagakan kepemimpinan, hilangkan rasa takut, pecahkan hambatan di antara area staf, hilangkan slogan, nasihat, dan target untuk tenaga kerja, hilangkan kuota numerik, hilangkan hambatan terhadap kebanggaan diri atas  keberhasilan  kerja, lembagakan program pendidikan dan pelatihan yang kokoh, dan lakukan tindakan nyata/contoh nyata.
Dengan demikian, untuk mengetahui pendidikan yang bermutu, perlu dikaji mutu dari segi proses. Dari segi proses, mutu pendidikan berarti keefektifan dan efisiensi seluruh faktor yang berperan dalam proses pendidikan. Faktor tersebut:
a.       Kualitas guru
b.      Sarana dan prasarana
c.       Suasana belajar
d.      Kurikulum yang dilaksanakan
e.       Pengelolaan sekolah.
Mutu pendidikan secara multidimensi meliputi aspek mutu input, proses dan output. Dengan demikian, mutu pendidikan adalah kebermutuan dari berbagai layanan institusi pendidikan kepada siswa maupun staf pengajar untuk terjadinya proses pendidikan yang bermutu sehingga akan menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
Mutu pendidikan dapat dilihat dari lima macam penilaian sebagai berikut:
a.       Prestasi siswa yang dihubungkan dengan norma nasional dan agama dengan menggunakan skala nilai.
b.      Prestasi siswa yang berhubungan dengan kemampuan
c.       Kualitas belajar mengajar.
d.      Kualitas mengajar.
e.       Kinerja sekolah.[7]
B.     Macam-macam Tingkatan Mutu
Disamping memberikan definisi tentang mutu, kita juga perlu memahami perbedaan tiga gagasan lain tentang mutu. Mutu memiliki tingkatan, diantaranya:
1.      Kontrol Mutu (Quality Control)
Kontrol mutu secara historis merupakan konsep mutu yang paling tua, melibatkan deteksi dan eliminasi komponen-komponen atau produk gagal yang tidak sesuai dengan standar. Kontrol mutu biasanya dilakukan oleh pekerja-pekerja yang dikenal sebagai pemeriksa mutu. Inspeksi dan pemeriksa adalah metode-metode umum dari kontrol mutu yang sudah digunakan secara luas dalam pendidikan dan berfungsi memeriksa apakah standar-standar telah dipenuhi atau belum. Kontrol mutu bisa dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif, dengan kualitatif yaitu dengan melihat suatu produk itu bagus atau jelek. Jika menggunakan metode kuantitatif kita bisa menggunakan metode statistik yang dikenal dengan Statistical Quality Control. QC diketahui setelah proses berakhir.
2.      Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Tujuannya, dalam istilah Crosby adalah menciptakan produk tanpa cacat (zero defect). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi produk secara konsisten atau menghasilkan produk yang selalu baik sejak awal (right first time every time). Jaminan mutu lebih menekankan tanggung jawab tenaga kerja dibandingkan inspeksi kontrol mutu. Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh sistem jaminan mutu, yang memosisikan secara tepat bagaimana seharusnya produksi berperan sesuai dengan standar. Standar-standar mutu diatur oleh prosedur-prosedur yang ada dalam sistem jaminan mutu.[8] Sistem penjaminan mutu merupakan kegiatan yang sistematik dan terpadu pada penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di satuan pendidikan secara berkelanjutan (continuous quality improvement).[9]QA adalah nama yang diberikan pada suatu proses pembuatan yang menjamin bahwa produk akan memenuhi persyaratan sesuai dengan desain mutu yang memuat pernyataan bahwa produsen menjamin produk yang telah dikeluarkan. Unsur pokok QA adalah (1) komitmen, (2) tuntutan internal (3) tanggung jawab melekat, (4) kepatuhan, (5) evaluasi diri (6) audit internal (7) peningkatan mutu terus-menerus.[10]
3.      Mutu Terpadu (Total Quality)
TQM merupakan perluasan dan pengembangan dari jaminan mutu. TQM adalah tentang usaha menciptakan sebuah kultur mutu yang mendorong semua anggota stafnya untuk memuaskan para pelanggan. Dalam konsep mutu terpadu, pelanggan adalah raja. Konsep ini berbicara tentang bagaimana memberikan sesuatu yang diinginkan oleh pelanggan, serta kapan dan bagaimana mereka menginginkannya. Konsep ini disesuaikan dengan perubahan harapan dan gaya pelanggan dengan cara mendesain produk dan jasa yang memenuhi dan memuaskan harapan mereka. Dengan memuaskan pelanggan, bisa dipastikan mereka akan kembali lagi dan memberitahu teman-temannya tentang produk atau layanan tersebut, keadaan ini disebut dengan mutu yang menjual (sell-on quality). Persepsi dan harapan pelanggan tersebut diakui sebagai sesuatu berjangka pendek dan bisa berubah-ubah.[11]
C.     Karakteristik Mutu
Ada delapan dimensi mutu yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik mutu barang atau jasa, yaitu:
1.      Performa, suatu karakter utama hasil produk
2.      Gambaran atau keistimewaan (features)
3.      Reabilitas (ketahanan)
4.      Konfirmasi (kesesuaian)
5.      Daya tahan (durability)
6.      Kemampuan pelayanan (serviceability)
7.      Estetika (Asthetics)
8.      Mutu yang dipersepsi atau dirasakan (perceived quality).
Kedelapan dimensi mutu tersebut harus diperhatikan oleh perusahaan yang ingin sustainable dalam kompetitif merebut pasar.[12]
Adapun Mutu itu sendiri memiliki 13 karakteristik seperti berikut:
1.      Kinerja (performa): berkaitan fungsional sekolah.
2.      Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar.
3.      Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama.
4.      Daya tahan (durability): tahan banting.
5.      Indah (aestetics).
6.      Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme.
7.      Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana dipakai.
8.      Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu.
9.      Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu.
10.  Konsistensi (consistency): keajegan, konstan atau, stabil.
11.  Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur.
12.  Mampu melayani (service ability): mampu memberikan pelayanan prima.
13.  Ketepatan (accuracy): ketepatan dalam pelayanan.[13]
D.    Pentingnya Mutu dalam Pendidikan
Urgensi mutu dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu manajemen operasional dan pemasaran. Dari perspektif manajemen operasional, mutu produk merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing suatu produk yang harus memberi kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Dari perspektif manajemen pemasaran mutu produk adalah salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran, yaitu produk, harga, promosi, dan saluran distribusi yang dapat meningkatkan volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan.
Masalah mutu produk, baik berupa barang atau jasa bagi perusahaan atau industri dan mutu lulusan bagi lembaga pendidikan menjadi salah satu hal yang sangat penting. Suatu produk dan lulusan yang bermutu, memungkinkan para pengguna produk dan lulusan dari lembaga pendidikan dapat memperoleh kepuasan. Jika pengguna puas, mereka akan setia menggunakan produk dan lulusan lembaga pendidikan tersebut. Jika para konsumen dari produk dan lulusan institusi pendidikan semakin setia, suatu perusahaan dan lembaga pendidikan akan menjadi komparatif dan kompetitif untuk eksis dan solid dalam berproduksi bagi perusahaan dan dalam menyelenggarakan proses pendidikan bagi institusi pendidikan.[14]
IV.             SIMPULAN
Jadi prinsip dasar atau konsep dasar mutu adalah bahasa pelanggan dan kepentingannya harus diutamakan,dalam dunia pendidikan sangat penting untuk mengukur kuantitas dan kualitas sistem dan proses pendidikan serta dari output dari produksi atau peserta didik dalam lulusanya di masa yang akan datang.











DAFTAR PUSTAKA

Hadis Abdul , Manajemen Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012
Sallis Edwards, Total Quality Management in Education model, teknik dan implementasinya : Yogyakarta: Diva Press, 2015.
Usman Husaini, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Nanang Fatah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Nur Zazin, Gerakan Penata Mutu Pendidikan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
 Suranto, Manajemen Mutu dalam Pendidikan QM in Education, Semarang: Ghyyas Putra, 2009.





[1] Nur Zazin, Gerakan Penata Mutu Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 54-55.
[2] Edward Sallis, Total Quality Management in Education model, teknik dan implementasinya, (Yogyakarta: Diva Press, 2015), hlm. 42.
[3] Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm. 541.
[4] Edward Sallis, Total Quality… hlm. 43-45.
[5] Nur Zazin, Gerakan Penata… hlm. 63.
[6] Suranto, Manajemen Mutu dalam Pendidikan QM in Education, (Semarang: Ghyyas Putra, 2009), hlm. 12-13.
[7] Nur Zazin, Gerakan Penata… hlm.62-67.
[8] Edward Sallis, Total Quality… hlm. 48-49.
[9] Nanang Fatah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 10.
[10] Husaini Usman, Manajemen Teori… hlm. 541.
[11] Edward Sallis, Total Quality… hlm. 49.
[12] Abdul Hadis dan Nuerhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 88-89.
[13] Husaini Usman, Manajemen Teori… hlm. 544-546.
[14] Abdul Hadis dan Nuerhayati, Manajemen…hlm. 86-87.