KONSEP
DASAR MUTU
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi
Tugas
Mata Kuliah:
Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan
Dosen Pengampu: Drs.Wahyudi,
M.Pd.
Disusun:
1. Muhammad Nada Muafaq (1503036084)
2. Nia
Zulfiya (1503036085)
3. Muhammad
Harun AlRosyid (1503036086)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
I.
PENDAHULUAN
Industri
barang dan jasa yang berkembang saat ini dihadapkan pada tuntutan konsumen
menginginkan mutu keluaran, dengan demikian lembaga atau perusahaan dalam
menghasilkan keluaranya harus mampu bersaing dan mampu menghasilkan sesuai
keinginan konsumen. Untuk itu konsep merupakan hal penting agar nantinya ketika
keluar dari lembaga tersebut terjamin kualitasnya, selain itu konsep mutu juga
bisa menjadi patokan lembaga agar menjaga proses dan berusaha mencapai standar
yang telah ditentukan. Kepuasan konsumen merupakan hal terpenting dalam
pelayanan, untuk itu kepuasan itu harus dijaga dengan baik karena nantinya
kepercayaan itu akan turun temurun melalui promosi dari perseorangan ke orang
lain, dengan demikian menjaga mutu sangat penting dan terlebih dahulu konsep
diperlukan untuk kesuksesan melayani konsumen.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Bagaimana
Konsep Dasar Mutu dan Konsep Mutu Total (TQM) dalam Pendidikan?
B.
Apa saja macam-macam
tingkatan Mutu?
C.
Apa saja
macam-macam karakteristik Mutu?
D.
Bagaimana pentingnya
Mutu dalam Pendidikan?
III.
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Mutu dan Konsep Mutu Total (TQM) dalam Pendidikan
1.
Konsep
Dasar Mutu
Secara
umum mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil
kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa, baik yang tangible maupun yang
intangible. Mutu terkadang dianggap sebagai sebuah konsep yang penuh teka-teki,
dianggap hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur. Mutu memiliki
pengertian yang beragam dan memiliki implikasi yang berbeda jika diterapkan
pada sesuatu tergantung pada barang apa yang dihasilkan, dipakai, dan anggapan
orang.
Beberapa kebingungan terhadap pemaknaan mutu bisa
muncul karena mutu dapat digunakan sebagai suatu konsep yang absolut dan
relatif. Makna mutu dalam tataran konsep yang absolut
muncul karena beragam pandangan yang menyebabkan kebingungan. Sebagai suatu
konsep yang absolut, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik, dan benar
merupakan suatu idealisme yang tidak dapat dikompromikan.
Mutu yang absolut adalah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi,
berstandar tinggi, dengan sifat produk bergengsi tinggi, biasanya mahal, sangat
mewah, dan jarang dimiliki orang. Mutu dengan konsep absolut berarti harus hight
quality atau top quality.
Mutu
juga digunakan sebagai suatu konsep yang relatif. Definisi relatif tersebut memandang mutu
bukan sebagai suatu atribut produk atau jasa, tetapi sesuatu yang dianggap
berasal dari produk atau jasa tersebut. Mutu dapat dikatakan ada apabila sebuah
jasa memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu merupakan sebuah cara yang menentukan,
apakah produk terakhir sesuai dengan standar atau belum.
Dalam
konsep relatif ini, produk atau jasa yang memiliki mutu tidak harus mahal dan
eksklusif. Produk atau jasa tersebut bisa saja cantik, tetapi tidak harus
demikian, tidak harus spesial, tetapi harus asli, wajar dan familiar. Proyektor
jinjing, pena bolpoin, dan layanan catering sekolah bisa dikatakan bermutu jika
memang telah memenuhi standar sehingga mutu harus mengerjakan apa yang
seharusnya dikerjakan dan diinginkan pelanggan. Dengan kata lain, harus sesuai
dengan tujuannya. Dengan demikian, Mutu sebagai konsep yang relatif memiliki
dua aspek. Pertama, menyesuaikan diri dengan spesifikasi. Kedua,
memenuhi kebutuhan pelanggan.
2.
Konsep
Mutu Total (TQM) dalam Pendidikan
Strategi
yang dikembangkan dalam penggunaan manajemen mutu terpadu dalam dunia pendidikan
adalah institusi pendidikan yang memosisikan dirinya sebagai institusi jasa
atau industri jasa, yaitu institusi yang memberikan pelayanan (service) sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan (customer). Maka, pada saat itulah
dibutuhkan suatu sistem yang mampu memberdayakan institusi pendidikan agar
lebih bermutu.
Dalam
dunia pendidikan terdapat pelanggan internal dan eksternal. Dalam konsep TQM
harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Secara operasional mutu
ditentukan oleh dua faktor, yaitu terpenuhinya spesifikasi yang telah
ditentukan sebelumnya (quality in fact atau mutu sesungguhnya) dan
terpenuhinya spesifikasi yang diharapkan menurut tuntutan dan kebutuhan
pengguna jasa (quality in perception atau mutu persepsi).
Jika
sebuah hasil dikatakan bermutu maka mempunyai standar mutu, dengan ini Standar
Mutu adalah satuan ukuran yang digunakan sebagai dasar pembanding kuantitas,
kualitas, niali, hasil karya yang ada. Terdapat
beberapa standar mutu sesungguhnya, antara lain: (1) kesesuaian dengan
spesifikasi, (2) kesesuaian dengan tujuan pembuatan dan penggunaan, (3) tanpa
cacat (zero defect) dan (4) selalu baik sejak awal (right first time
and every time).
Dalam
konteks pendidikan, quality in fact merupakan profil lulusan institusi pendidikan
yang sesuai dengan kualifikasi tujuan yang berbentuk standar kemampuan dasar
atau kualifikasi akademik minimal yang dikuasai oleh peserta didik. Sedangkan,
pada quality in pesception, pendidikan adalah kepuasan dan bertambahnya minat
pelanggan eksternal terhadap lulusan pendidikan.
Dalam
pelaksanaan pendidikan, sekolah/madrasah yang menerapkan TQM harus
memperhatikan lima hal pokok, yaitu:
1.
Perbaikan
secara terus menerus (continous improvement)
2.
Menentukan
standar mutu (quality assurance)
3.
Perubahan
kultur (change of culture)
4.
Perubahan
organisasi (upside-down organization)
5.
Mempertahankan
hubungan dengan pelanggan (keeping close to the customer)
Menurut Deming, terdapat empat belas
prinsip mutu yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas
suatu organisasi juga dalam pendidikan, yaitu ciptakan tujuan yang mantap demi perbaikan produk dan jasa, adopsi filosofi baru, hentikan ketergantungan pada inspeksi massal, akhiri kebiasaan melakukan hubungan bisnis hanya berdasarkan biaya, perbaiki sistem produksi dan jasa secara konstan dan terus menerus, lembagakan metode pelatihan yang modern di tempat kerja, lembagakan kepemimpinan, hilangkan rasa takut, pecahkan hambatan di antara area staf, hilangkan slogan, nasihat, dan target untuk tenaga kerja, hilangkan kuota numerik, hilangkan hambatan terhadap kebanggaan diri atas keberhasilan kerja, lembagakan program pendidikan dan pelatihan yang kokoh, dan lakukan tindakan nyata/contoh nyata.
Dengan
demikian, untuk mengetahui pendidikan yang bermutu, perlu dikaji mutu dari segi
proses. Dari segi proses, mutu pendidikan berarti keefektifan dan efisiensi
seluruh faktor yang berperan dalam proses pendidikan. Faktor tersebut:
a. Kualitas guru
b. Sarana dan prasarana
c. Suasana belajar
d. Kurikulum yang dilaksanakan
e. Pengelolaan sekolah.
Mutu pendidikan secara multidimensi
meliputi aspek mutu input, proses dan output. Dengan demikian, mutu pendidikan adalah
kebermutuan dari berbagai layanan institusi pendidikan kepada siswa maupun staf
pengajar untuk terjadinya proses pendidikan yang bermutu sehingga akan
menghasilkan lulusan yang mempunyai kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan
yang sesuai dengan kebutuhan untuk terjun ke lingkungan masyarakat.
Mutu pendidikan dapat dilihat dari
lima macam penilaian sebagai berikut:
a.
Prestasi
siswa yang dihubungkan dengan norma nasional dan agama dengan menggunakan skala
nilai.
b.
Prestasi
siswa yang berhubungan dengan kemampuan
c.
Kualitas
belajar mengajar.
d.
Kualitas
mengajar.
B.
Macam-macam
Tingkatan Mutu
Disamping
memberikan definisi tentang mutu, kita juga perlu memahami perbedaan tiga
gagasan lain tentang mutu. Mutu memiliki tingkatan, diantaranya:
1.
Kontrol
Mutu (Quality Control)
Kontrol
mutu secara historis merupakan konsep mutu yang paling tua, melibatkan deteksi
dan eliminasi komponen-komponen atau produk gagal yang tidak sesuai dengan
standar. Kontrol mutu biasanya dilakukan oleh pekerja-pekerja yang dikenal
sebagai pemeriksa mutu. Inspeksi dan pemeriksa adalah metode-metode umum dari
kontrol mutu yang sudah digunakan secara luas dalam pendidikan dan berfungsi
memeriksa apakah standar-standar telah dipenuhi atau belum. Kontrol mutu bisa
dilakukan dengan cara kualitatif dan kuantitatif, dengan kualitatif yaitu
dengan melihat suatu produk itu bagus atau jelek. Jika menggunakan metode
kuantitatif kita bisa menggunakan metode statistik yang dikenal dengan
Statistical Quality Control. QC diketahui setelah proses berakhir.
2.
Jaminan
Mutu (Quality Assurance)
Jaminan
mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan.
Tujuannya, dalam istilah Crosby adalah menciptakan produk tanpa cacat (zero
defect). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi produk secara konsisten atau
menghasilkan produk yang selalu baik sejak awal (right first time every time).
Jaminan mutu lebih menekankan tanggung jawab tenaga kerja dibandingkan inspeksi
kontrol mutu. Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh sistem jaminan mutu,
yang memosisikan secara tepat bagaimana seharusnya produksi berperan sesuai
dengan standar. Standar-standar mutu diatur oleh prosedur-prosedur yang ada
dalam sistem jaminan mutu. Sistem
penjaminan mutu merupakan kegiatan yang sistematik dan terpadu pada
penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan di satuan
pendidikan secara berkelanjutan (continuous quality improvement).QA
adalah nama yang diberikan pada suatu proses pembuatan yang menjamin bahwa
produk akan memenuhi persyaratan sesuai dengan desain mutu yang memuat
pernyataan bahwa produsen menjamin produk yang telah dikeluarkan. Unsur pokok
QA adalah (1) komitmen, (2) tuntutan internal (3) tanggung jawab melekat, (4)
kepatuhan, (5) evaluasi diri (6) audit internal (7) peningkatan mutu
terus-menerus.
3.
Mutu
Terpadu (Total Quality)
TQM
merupakan perluasan dan pengembangan dari jaminan mutu. TQM adalah tentang
usaha menciptakan sebuah kultur mutu yang mendorong semua anggota stafnya untuk
memuaskan para pelanggan. Dalam konsep mutu terpadu, pelanggan adalah raja.
Konsep ini berbicara tentang bagaimana memberikan sesuatu yang diinginkan oleh
pelanggan, serta kapan dan bagaimana mereka menginginkannya. Konsep ini
disesuaikan dengan perubahan harapan dan gaya pelanggan dengan cara mendesain
produk dan jasa yang memenuhi dan memuaskan harapan mereka. Dengan memuaskan
pelanggan, bisa dipastikan mereka akan kembali lagi dan memberitahu
teman-temannya tentang produk atau layanan tersebut, keadaan ini disebut dengan
mutu yang menjual (sell-on quality). Persepsi dan harapan pelanggan tersebut
diakui sebagai sesuatu berjangka pendek dan bisa berubah-ubah.
C.
Karakteristik
Mutu
Ada
delapan dimensi mutu yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik mutu
barang atau jasa, yaitu:
1.
Performa, suatu karakter utama hasil produk
2.
Gambaran atau keistimewaan (features)
3.
Reabilitas
(ketahanan)
4.
Konfirmasi
(kesesuaian)
5.
Daya tahan (durability)
6.
Kemampuan pelayanan (serviceability)
7.
Estetika (Asthetics)
8.
Mutu yang dipersepsi atau dirasakan (perceived quality).
Kedelapan dimensi mutu tersebut harus
diperhatikan oleh perusahaan yang ingin sustainable dalam kompetitif merebut
pasar.
Adapun Mutu itu
sendiri memiliki 13 karakteristik seperti berikut:
1.
Kinerja
(performa): berkaitan fungsional sekolah.
2.
Waktu
wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar.
3.
Handal
(reliability): usia pelayanan prima bertahan lama.
4.
Daya tahan
(durability): tahan banting.
5.
Indah
(aestetics).
6.
Hubungan
manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan
profesionalisme.
7.
Mudah
penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana dipakai.
8.
Bentuk
khusus (feature): keunggulan tertentu.
9.
Standar
tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu.
10.
Konsistensi
(consistency): keajegan, konstan atau, stabil.
11.
Seragam (uniformity):
tanpa variasi, tidak tercampur.
12.
Mampu
melayani (service ability): mampu memberikan pelayanan prima.
13.
Ketepatan
(accuracy): ketepatan dalam pelayanan.
D.
Pentingnya
Mutu dalam Pendidikan
Urgensi
mutu dapat dilihat dalam dua perspektif, yaitu manajemen operasional dan
pemasaran. Dari perspektif manajemen operasional, mutu produk merupakan salah
satu kebijakan penting dalam meningkatkan daya saing suatu produk yang harus
memberi kepuasan kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan
kualitas produk dari pesaing. Dari perspektif manajemen pemasaran mutu produk
adalah salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran, yaitu produk, harga,
promosi, dan saluran distribusi yang dapat meningkatkan volume penjualan dan
memperluas pangsa pasar perusahaan.
Masalah
mutu produk, baik berupa barang atau jasa bagi perusahaan atau industri dan
mutu lulusan bagi lembaga pendidikan menjadi salah satu hal yang sangat
penting. Suatu produk dan lulusan yang bermutu, memungkinkan para pengguna
produk dan lulusan dari lembaga pendidikan dapat memperoleh kepuasan. Jika
pengguna puas, mereka akan setia menggunakan produk dan lulusan lembaga
pendidikan tersebut. Jika para konsumen dari produk dan lulusan institusi
pendidikan semakin setia, suatu perusahaan dan lembaga pendidikan akan menjadi
komparatif dan kompetitif untuk eksis dan solid dalam berproduksi bagi
perusahaan dan dalam menyelenggarakan proses pendidikan bagi institusi
pendidikan.
IV.
SIMPULAN
Jadi
prinsip dasar atau konsep dasar mutu adalah bahasa pelanggan dan kepentingannya
harus diutamakan,dalam dunia pendidikan sangat penting untuk mengukur kuantitas
dan kualitas sistem dan proses pendidikan serta dari output dari produksi atau
peserta didik dalam lulusanya di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Hadis Abdul , Manajemen Mutu
Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012
Sallis Edwards, Total Quality
Management in Education model, teknik dan implementasinya : Yogyakarta:
Diva Press, 2015.
Usman Husaini, Manajemen Teori, Praktik
dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2014
Nanang Fatah, Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.
Nur Zazin, Gerakan Penata Mutu
Pendidikan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Suranto, Manajemen Mutu dalam Pendidikan QM
in Education, Semarang: Ghyyas Putra, 2009.